Dalam
tulisan yang lalu telah penulis bahas, bahwa setiap amal ibadah yang kita
lakukan itu memiliki keutamaan satu dari yang lainnya, bahkan satu amal yang
sama saja memiliki derajat keutamaan yang berbeda-beda, sangat tergantung pelaku
dan kondisi yang menyertainya. Dalam tulisan kali ini penulis sengaja membahas
waktu dan tempat tertentu yang mendapatkan keutamaan/keistimewaan, sehingga apabila
kita bertepatan berada pada tempat dan waktu yang utama tersebut, kita akan
turut mendapat keutamaan, bahkan bisa menjadi orang yang istimewa. Artinya kita
akan menjadi orang yang demikian dekat dengan Allah swt. sehingga setiap doa
dan harapan kita akan menjadi kenyataan.
Menurut
ajaran Islam, ada tempat-tempat tertentu yang amat istimewa. Di antaranya
adalah ketika kita berada di dalam Masjidil
Haram, Ka’bah, khususnya di depan Multazam (nama tempat antara Hajar Aswad dan pintu
Ka’bah). Atau ketika kita berada di dalam
Masjid Nabawi, khususnya di Raudhah (tempat antara kamar (sekarang makam) dan
mimbar Rasulullah saw). Keistimewaan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi adalah
sebagaimana disebutkan dalam hadits, bahwa Rasul saw. bersabda:
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله
عليه وسلم - - صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا
سِوَاهُ إِلَّا اَلْمَسْجِدَ اَلْحَرَامَ , وَصَلَاةٌ فِي اَلْمَسْجِدِ
اَلْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةٍ فِي مَسْجِدِي بِمِائَةِ صَلَاةٍ - رَوَاهُ
أَحْمَدُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
Artinya:
“Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih afdhal (utama) daripada seribu
kali shalat di masjid lain kecuali di Masjidil Haram. Shalat di Masjidil
Haram lebih utama daripada shalat di masjidku seratus kalinya”. (HR.
Ahmad, dishahihkan Ibn Hibbban).
Tempat
yang istimewa tersebut bisa berubah menjadi amat sangat istimewa, ketika
berbarengan dengan waktu istimewa pula, yaitu pada musim haji. Karena begitu
istimewanya, sehingga kaum muslimin yang menunaikan ibadah haji disebut
“tamu-tamu Allah”. Betapa istimewanya waktu dan tempat saat itu karena ratusan
ribu kaum muslimin dalam gerakan yang paralel dengan ketundukan dan ketaatan
alam semesta yang bertasbih memujiNya. Bukti keistimewaan tersebut sering kita
dengar dari orang-orang yang kembali dari ibadah haji, biasanya mereka
bercerita betapa isi hati dan pikiran mereka seakan langsung mendapatkan respon
dari Allah. Subhanallah.
Sedangkan
waktu-waktu tertentu yang istimewa (di luar ibadah haji) ada yang bersifat
harian, mingguan dan bulanan. Yang harian antara lain:
1.
Setiap malam
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم-
يَقُولُ « إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ
يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ
إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
Artinya: Dari Jabir ra. ia berkata aku mendengar Nabi saw.
berkata,”sesungguhnya pada malam hari ada satu saat yang jika seorang muslim
memohon kepada Allah ta’ala suatu kebaikan dunia dan akhirat pasti akan
dikabulkanNya. Dan itu terjadi pada setiap malam”. (HR.Muslim).
Lebih khusus lagi adalah sepertiga malam yang terakhir
أن
تقوم في ثلث الليل الآخر فإنها ساعة مشهودة والدعاء فيها مستجاب……
Artinya:
“Bahwa engkau berdoa pada sepertiga malam yang terakhir, karena itu saat yang
disaksikan dan berdoa pada saat itu pasti dikabulkan”. (HR. Turmudzi).
2.
Antara azan
dan iqamah
قال
رسول الله - صلى الله عليه وسلم - (الدعاء بين الآذان والإقامة مستجاب فادعوا)
صحيح مسند أبي يعلي.
Artinya:
“Doa antara azan dan iqamah pasti dikabulkan, maka berdoalah kalian” (HR.Abi
Ya’la).
3.
Pada setiap
selesai shalat fardhu
سأل النبي -
صلى الله عليه وسلم - أي الدعاء أسمع قال (جوف الليل الآخر، ودبر الصلوات
المكتوبات) حسن الترمذي.
Artinya: Nabi saw. ditanya tentang doa yang
dikabulkan, beliau menjawab: doa pada akhir malam dan pada tiap kali selesai
shalat fardhu.(HR. Turmudzi)
Yang
mingguan antara lain:
1.
Pada
hari/malam Jumat
فَقَالَ :
فِيهَا سَاعَةٌ لا يُوافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ ، وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْألُ
اللهَ شَيْئاً ، إِلاَّ أعْطَاهُ إيّاهُ .وَأشَارَ بيَدِهِ يُقَلِّلُهَا. متفقٌ عَلَيْهِ .
Artinya: Rasulullah saw bersabda,”Pada hari Jumat itu ada satu
waktu yang apabila sesorang muslim berdoa bertepatan dengan saat itu, pasti
akan dikabulkan”. (HR.Bukhari-Muslim)
2.
Saat khotib
duduk istirahat di antara dua khotbahnya,
عن أبي بردة
بن أبي موسى الأشعري قال : قال لي عبد الله بن عمر أسمعت أباك يحدث عن رسول الله
صلى الله عليه و سلم في شأن ساعة الجمعة ؟ قال : قلت نعم سمعته يقول : سمعت رسول
الله صلى الله عليه و سلم يقول : هي ما بين أن يجلس الإمام على المنبر إلى أن تقضى
الصلاة
Artinya:”….
Aku mendengar Rasulullah saw berkata, itulah saat ketika khatib sedang duduk di
mimbar sampai didirikan shalat Jumat”. (HR.Ibnu Khuzaimah).
Ada pula yang satu bulan istimewa, yang setiap
detiknya istimewa, yaitu bulan suci Ramadhan. Karena istimewanya, bagi orang
yang berpuasa, Allah sendiri yang akan memberi balasan tak terhingga1)). Lebih-lebih lagi di dalam bulan suci ini ada
satu malam yang nilai keutamaannya sebanding dengan 1000 bulan4)
atau 83 tahun tiga bulan, melebihi rata-rata umur umat manusia di zaman akhir
ini.
Ada
pula saat-saat istimewa tertentu yang adanya tidak terikat dengan hari tertentu
atau bulan tertentu, tetapi terkait dengan kejadian tertentu, misalnya saat
turun hujan dan terjadinya peperangan
قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم (اطلبوا إستجابة الدعاء عند التقاء
الجيوش وإقامة الصلاة، ونزول الغيث) صحيح الشافعي Kata
Rasulullah saw, “Carilah saat dikabulkannya doa ketika bertemunya pasukan,
ketika dibacakan iqamah, dan ketika turun hujan”. (Asy-Syafii dalam al-Um)
Semua
keutamaan dan keistimewaan itu telah disediakan oleh kemurahan Allah swt.
kepada kita orang yang beriman kepadaNya. Seakan Allah senantiasa berkenan
menunggu kedatangan para hambaNya setiap saat untuk diberiNya keutamaan dan
keistimewaan. Alangkah beruntungnya orang-orang yang selalu bisa memanfaatkan
waktu dan tempat istimewa untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang istimewa.
Dan sebaliknya alangkah meruginya orang-orang yang telah tahu waktu dan tempat
istimewa, akan tetapi dibiarkannya berlalu begitu saja tanpa aktivitas apa-apa
yang bisa mengangkat derajat dan harkat hidupnya.
Allahu
a’lam.
WachYu
Footnote
1) قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ
يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ
وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى
Artinya : Rasul saw.
bersabda,”setiap amal manusia dilipatgandakan balasannya hingga sepuluh sampai
tujuh ratrus kali. Kata Allah,”Kecuali puasa, puasa itu untukku dan Aku sendiri
yang kan membalasnya, karena ia tlah meninggalkan syahwat dan makannya karena
Aku” (HR.Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.