Translate

Jumat, 02 September 2011

Tempat dan Waktu Istimewa


Dalam tulisan yang lalu telah penulis bahas, bahwa setiap amal ibadah yang kita lakukan itu memiliki keutamaan satu dari yang lainnya, bahkan satu amal yang sama saja memiliki derajat keutamaan yang berbeda-beda, sangat tergantung pelaku dan kondisi yang menyertainya. Dalam tulisan kali ini penulis sengaja membahas waktu dan tempat tertentu yang mendapatkan keutamaan/keistimewaan, sehingga apabila kita bertepatan berada pada tempat dan waktu yang utama tersebut, kita akan turut mendapat keutamaan, bahkan bisa menjadi orang yang istimewa. Artinya kita akan menjadi orang yang demikian dekat dengan Allah swt. sehingga setiap doa dan harapan kita akan menjadi kenyataan.
Menurut ajaran Islam, ada tempat-tempat tertentu yang amat istimewa. Di antaranya adalah  ketika kita berada di dalam Masjidil Haram, Ka’bah, khususnya di depan Multazam (nama tempat antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah).  Atau ketika kita berada di dalam Masjid Nabawi, khususnya di Raudhah (tempat antara kamar (sekarang makam) dan mimbar Rasulullah saw). Keistimewaan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits, bahwa Rasul saw. bersabda:
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - - صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا اَلْمَسْجِدَ اَلْحَرَامَ , وَصَلَاةٌ فِي اَلْمَسْجِدِ اَلْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةٍ فِي مَسْجِدِي بِمِائَةِ صَلَاةٍ - رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
Artinya: “Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih afdhal (utama) daripada seribu kali shalat di masjid lain kecuali di Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada shalat di masjidku seratus kalinya”. (HR. Ahmad, dishahihkan Ibn Hibbban).
Tempat yang istimewa tersebut bisa berubah menjadi amat sangat istimewa, ketika berbarengan dengan waktu istimewa pula, yaitu pada musim haji. Karena begitu istimewanya, sehingga kaum muslimin yang menunaikan ibadah haji disebut “tamu-tamu Allah”. Betapa istimewanya waktu dan tempat saat itu karena ratusan ribu kaum muslimin dalam gerakan yang paralel dengan ketundukan dan ketaatan alam semesta yang bertasbih memujiNya. Bukti keistimewaan tersebut sering kita dengar dari orang-orang yang kembali dari ibadah haji, biasanya mereka bercerita betapa isi hati dan pikiran mereka seakan langsung mendapatkan respon dari Allah. Subhanallah. 
Sedangkan waktu-waktu tertentu yang istimewa (di luar ibadah haji) ada yang bersifat harian, mingguan dan bulanan. Yang harian antara lain:
1.      Setiap malam
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
Artinya: Dari Jabir ra. ia berkata aku mendengar Nabi saw. berkata,”sesungguhnya pada malam hari ada satu saat yang jika seorang muslim memohon kepada Allah ta’ala suatu kebaikan dunia dan akhirat pasti akan dikabulkanNya. Dan itu terjadi pada setiap malam”. (HR.Muslim).
Lebih khusus lagi adalah sepertiga malam yang terakhir
أن تقوم في ثلث الليل الآخر فإنها ساعة مشهودة والدعاء فيها مستجاب……
Artinya: “Bahwa engkau berdoa pada sepertiga malam yang terakhir, karena itu saat yang disaksikan dan berdoa pada saat itu pasti dikabulkan”. (HR. Turmudzi).
2.      Antara azan dan iqamah
قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - (الدعاء بين الآذان والإقامة مستجاب فادعوا) صحيح مسند أبي يعلي.
Artinya: “Doa antara azan dan iqamah pasti dikabulkan, maka berdoalah kalian” (HR.Abi Ya’la).
3.      Pada setiap selesai shalat fardhu
سأل النبي - صلى الله عليه وسلم - أي الدعاء أسمع قال (جوف الليل الآخر، ودبر الصلوات المكتوبات) حسن الترمذي.
Artinya: Nabi saw. ditanya tentang doa yang dikabulkan, beliau menjawab: doa pada akhir malam dan pada tiap kali selesai shalat fardhu.(HR. Turmudzi)
Yang mingguan antara lain:
1.      Pada hari/malam Jumat
 فَقَالَ : فِيهَا سَاعَةٌ لا يُوافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ ، وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْألُ اللهَ شَيْئاً ، إِلاَّ أعْطَاهُ إيّاهُ .وَأشَارَ بيَدِهِ يُقَلِّلُهَا. متفقٌ عَلَيْهِ .
Artinya: Rasulullah saw bersabda,”Pada hari Jumat itu ada satu waktu yang apabila sesorang muslim berdoa bertepatan dengan saat itu, pasti akan dikabulkan”. (HR.Bukhari-Muslim)

2.      Saat khotib duduk istirahat di antara dua khotbahnya,
عن أبي بردة بن أبي موسى الأشعري قال : قال لي عبد الله بن عمر أسمعت أباك يحدث عن رسول الله صلى الله عليه و سلم في شأن ساعة الجمعة ؟ قال : قلت نعم سمعته يقول : سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : هي ما بين أن يجلس الإمام على المنبر إلى أن تقضى الصلاة
Artinya:”…. Aku mendengar Rasulullah saw berkata, itulah saat ketika khatib sedang duduk di mimbar sampai didirikan shalat Jumat”. (HR.Ibnu Khuzaimah).
 Ada pula yang satu bulan istimewa, yang setiap detiknya istimewa, yaitu bulan suci Ramadhan. Karena istimewanya, bagi orang yang berpuasa, Allah sendiri yang akan memberi balasan tak terhingga1)).  Lebih-lebih lagi di dalam bulan suci ini ada satu malam yang nilai keutamaannya sebanding dengan 1000 bulan4) atau 83 tahun tiga bulan, melebihi rata-rata umur umat manusia di zaman akhir ini.
Ada pula saat-saat istimewa tertentu yang adanya tidak terikat dengan hari tertentu atau bulan tertentu, tetapi terkait dengan kejadian tertentu, misalnya saat turun hujan dan terjadinya peperangan
قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم (اطلبوا إستجابة الدعاء عند التقاء الجيوش وإقامة الصلاة، ونزول الغيث) صحيح الشافعي  Kata Rasulullah saw, “Carilah saat dikabulkannya doa ketika bertemunya pasukan, ketika dibacakan iqamah, dan ketika turun hujan”. (Asy-Syafii dalam al-Um)

Semua keutamaan dan keistimewaan itu telah disediakan oleh kemurahan Allah swt. kepada kita orang yang beriman kepadaNya. Seakan Allah senantiasa berkenan menunggu kedatangan para hambaNya setiap saat untuk diberiNya keutamaan dan keistimewaan. Alangkah beruntungnya orang-orang yang selalu bisa memanfaatkan waktu dan tempat istimewa untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang istimewa. Dan sebaliknya alangkah meruginya orang-orang yang telah tahu waktu dan tempat istimewa, akan tetapi dibiarkannya berlalu begitu saja tanpa aktivitas apa-apa yang bisa mengangkat derajat dan harkat hidupnya.
Allahu a’lam.
WachYu

Footnote
1) قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى
Artinya : Rasul saw. bersabda,”setiap amal manusia dilipatgandakan balasannya hingga sepuluh sampai tujuh ratrus kali. Kata Allah,”Kecuali puasa, puasa itu untukku dan Aku sendiri yang kan membalasnya, karena ia tlah meninggalkan syahwat dan makannya karena Aku” (HR.Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.