BELAJAR JURUS
SEMUT
Pada suatu ketika
seorang staf merasa stres karena diperintah oleh atasannya untuk menyelesaikan
setumpuk berkas dalam waktu yang amat terbatas. Dia tidak bisa menyelesaikannya
di kantor, maka resikonya dia harus membawa pulang seluruh berkas tadi ke
rumahnya. Rumah kontrakan kecil tempat dia menikmati waktu istirahatnya bersama
keluarganya kali ini terasa sesak, dan waktu santainya bersama keluarga harus
tersita dengan pekerjaan kantor. Tidak disadarinya bahwa kalutnya pikiran
justru menyebabkan dia tidak
bisa berbuat apa-apa. Usai sholat Isya sampai tengah malam ia hanya mampu memandangi setumpuk berkas tanpa menyentuh satupun. Yang dia habiskan hanya berpuluh batang rokok dan beberapa gelas kopi. Dia benar-benar stres dan tak mau diganggu.
bisa berbuat apa-apa. Usai sholat Isya sampai tengah malam ia hanya mampu memandangi setumpuk berkas tanpa menyentuh satupun. Yang dia habiskan hanya berpuluh batang rokok dan beberapa gelas kopi. Dia benar-benar stres dan tak mau diganggu.
Tiba-tiba matanya
tertuju pada kolong meja kerjanya. Dilihatnya beberapa ekor semut tengah
berusaha membawa remah-remah roti yang tercecer menuju liangnya.
Diperhatikannya dengan serius dan seksama, dan pikirannya menjadi terbuka
karena mendapat pelajaran dari semut-semut tadi. Ternyata semut-semut kecil
tadi benar-benar luar biasa. Mereka mampu membawa remah roti yang besarnya
lebih dari dua kali besar badannya. Setiap kali remah-remah roti yang dibawa
tadi terjatuh, dipungutnya lagi, dibawanya lagi. Sang semut tidak menghiraukan
remah-remah roti lain yang ada disekitarnya, karena tetap fokus pada
remah-remah roti pilihannya. Sebelum dia berhasil membawa pilihannya tadi ke
liang ia pantang mengambil remah-remah yang lain.
Dia mencoba menghalangi jalannya seekor semut tadi dengan jarinya, ternyata semut tadi tidak pernah menyerah, selalu dicarinya jalan lain untuk bisa membawa remah roti tadi ke sarangnya.
Dia juga melihat, bahwa remah roti yang terlalu besar, yang tidak kuat dibawa oleh seekor semut, dbawanya beramai-ramai (bergotong royong).
Dari semut-semut
kecil yang hampir tak terlihat mata itu, dengan izin Allah ia mendapat
pencerahan, dia mendapat pelajaran bahwa untuk menyelesaikan setumpuk berkas
yang dihadapannya, kuncinya ada dua, yaitu dia harus fokus pada
pekerjaanya dan ulet atau pantang menyerah. Dengan semangat baru setelah
tercerahkan maka ia selesaikan setumpuk berkas dalam waktu yang relatf cepat.
Singkat cerita, akhirnya ia dinilai berhasil dan berprestasi sehingga
mengantarkannya pada karir yang lebih tinggi.
Dari kisah diatas
dapat kita simpulkan beberapa pelajaran sebagai berikut :
1. Hendaknya kita
tidak mengabaikan hal-hal yang dampaknya kecil dan remeh, karena
pelajaran/hikmah/pencerahan tidak tergantung pada besar kecilnya obyek yang
diamati tetapi sangat tergantung pada kemampuan subyek yang mengamati.
2. Dua etos kerja
semut yaitu fokus dan ulet/rajin merupakan kunci pengembangan potensi individu
untuk berprestasi.
3. Dalam konteks organisasi kerjasama sangat diperlukan.
“Hanya orang-orang yang berakal yang dapat
mengambil pelajaran” (Q.S 13 : 19)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.